sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto berbicara tentang staf Hazrat Suleiman saat sidang kabinet pertama pada Rabu, 23 Oktober 2024. Hal itu diungkapkannya saat mengumumkan program makanan bergizi gratis.
“Kepala Badan Pangan Nasional dan seluruh K/L (kementerian/lembaga) segera menyusun program pangan bergizi dengan tindakan yang cepat, tepat sasaran, terukur, namun jangan terintimidasi oleh tantangan yang ada. masih mendengar beberapa tokoh yang ragu apakah kita bisa melaksanakannya,” ujarnya, Jumat (25/10/2024), merujuk pada kanal YouTube Sekretariat Presiden.
“Saya tidak mengatakan bahwa hal itu dapat dilakukan dalam seminggu, dua minggu, atau tiga bulan. Tidak ada di antara kita yang memiliki staf Solomon, namun kita dapat menghitung, mengelola, mengalokasikan dana, dan mengumpulkan sumber daya. “Dan kami akan mencapai tujuan kami, Saya percaya,” tambah Prabowo.
Ia menegaskan, program “makanan gratis” dinilainya merupakan program strategis.
“Saya bertaruh pada kepemimpinan saya. Makanan sehat untuk anak-anak dan ibu hamil adalah strategi saya. Mereka yang tidak mendukung sebaiknya meninggalkan pemerintahan yang saya pimpin. Kita semua harus menjadi satu tim,” katanya bagian dari rencana modernisasi bangsa Indonesia.
Lantas, siapa saja staf Hazrat Sulaiman yang disebutkan Prabhu pada rapat pertama Kabinet Menteri?
Hazrat Sulaiman (saw) adalah nabi yang diberi kemampuan untuk memahami bahasa hewan dan tumbuhan.
Menurut NU Online, tongkat Hazrat Sulaiman (saw) adalah tongkat yang terbuat dari kayu tanaman yang memiliki khasiat penyembuhan. Tanaman kayu yang menjadi bahan baku tongkat Nabi Sulaiman (saw) ini populer di kalangan masyarakat wilayah Suriah (Palestina, Suriah/Suriah, Lebanon dan Yordania) pada masa itu dan masih populer hingga saat ini.
Diketahui Masjid Al-Aqsa di kota Beit al-Maqdis, Palestina, memiliki halaman yang luas dan indah. Pada masa Hazrat Sulaiman, tak seorang pun mengira bahwa halamannya dipenuhi tanaman obat.
Hazrat Sulaiman mencontohkan memindahkan tanaman obat dari halaman Masjid al-Aqsa ke kebunnya. Selain manfaat kesehatannya, kayu dari beberapa tanaman obat juga terbukti bermanfaat untuk berbagai keperluan. Bukti unik di atas adalah tongkat Hazrat Sulaiman.
Ibnu Katheer dalam bukunya “Kishish al-Anbiyyah” mengatakan bahwa Sulaiman (saw) berziarah ke Bait al-Maqdis satu atau dua tahun sebelum kematiannya. Kebutuhan makanan dan minuman biasanya diantarkan kepadanya.
Pada hari-hari terakhir sebelum kematiannya, ia diberi makanan dan minuman untuk aktivitas sehari-hari.
Dalam aktivitas sehari-hari Hazrat Sulaiman (saw), ada peristiwa khusus yang terjadi setiap pagi, yaitu pasti ada pohon yang tumbuh di Bait-ul-Maqdis, kemudian Hazrat Sulaiman (saw) mendekat dan bertanya kepada nama pohon itu. Pohon itu menjawab nabi tentang nama dan kegunaannya. Jika pohon itu adalah sebuah tanaman, maka pohon itu ditanam oleh Hazrat Sulaiman (saw). Jika pohon itu mempunyai khasiat obat, jangan lupa bahwa pohon itu memperkenalkan dirinya dan kegunaannya untuk penyakit tertentu.
“Keadaan ini berlanjut sampai sebuah pohon bernama Harnab atau kerub tumbuh. Sulaiman bertanya kepadanya, “Mengapa kamu tumbuh dewasa?” – dia bertanya. Pohon itu menjawab bahwa itu untuk menghancurkan masjid. Aku akan mati di depanmu dan Bait Suci ini akan runtuh” (Ibnu Kathir, Qashash al-Anbiya, [Makkah, Muqabah al-Talib al-Jami: 1988 AD], hal. 599).
Singkatnya, Hazrat Sulaiman (AS) mencabut pohon itu dan menanamnya di kebunnya. Dalam cerita lain, Hafiz Az Dhahbi mengatakan bahwa Hazrat Sulaiman (saw) meninggal sambil bersandar pada tongkat.
Tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang mempunyai khasiat penyembuhan, sehingga mereka menanamnya di pekarangan rumahnya.
Hornob bersifat mendinginkan dan astringent (penghilang lemak) sehingga baik untuk lambung/usus. Jusnya menghangatkan dan meringankan fungsi usus besar. Diriwayatkan bahwa tongkat Hazrat Sulaiman (saw) terbuat dari kayu pohon Kharnoob” (Al-Hafiz Dhahbi, Taban Nabawi, [Beirut, Dar Ahya Al-Uloom: 1990], hal. 113) .
Caragan atau Harnub merupakan pohon yang secara alami hidup di cekungan Mediterania. Daunnya berwarna hijau sepanjang tahun dan termasuk dalam kelompok mirip kacang polong. Namun tinggi pohonnya bisa mencapai 12-15 meter.
“Dalam bahasa Latin, pohonnya disebut Ceratonia siliqua. Sari buahnya bisa diekstraksi menjadi minuman yang rasanya manis bernama molasses. Di banyak wilayah pesisir Suriah, masyarakat memanfaatkannya sebagai makanan dan minuman kesehatan,” jelas Yohansia Nurfauzi , seorang apoteker dan peneliti farmasi, dalam artikel di NU Online.