sarkarinaukrirojgar.com, Tangsel Dalam beberapa pekan terakhir terjadi penularan besar kasus cacar air dan gondongan yang menimpa siswa di SMPN 8 Kota Tangsel (Tangsel). Bagaimana infeksinya dimulai?
Kepala Sekolah Muslih SMPN 8 Kota Tangsel mengatakan, kejadian itu bermula saat ujian tengah semester (UTS) sekolahnya pada 23 hingga 27 September.
“Karena UTS semula dijadwalkan berlangsung pada 23-27 September 2024, maka siswa yang menderita penyakit seperti cacar dan gondongan datang ke sekolah. Yang sakit adalah siswa kelas 7,” kata Muslih saat dihubungi sarkarinaukrirojgar.com. , Sabtu (26/10/2024).
Kemudian dalam ujiannya siswa kelas 7, 8 dan 9 dicampur dalam satu kelas. Infeksi diduga terjadi selama tes.
Setelah ujian tengah semester, siswa masuk sekolah seperti biasa, dan melanjutkan proses belajar mengajar di kelasnya. Saat itu, pihak sekolah menyadari banyak siswa yang tidak masuk sekolah karena sakit.
“Pihak sekolah kemudian memanggil orang tua dan siswa, dan menyarankan mereka untuk tidak datang ke sekolah jika ada siswa yang sakit. Istirahatlah terlebih dahulu di rumah hingga pulih sepenuhnya. “Tapi tetap saja, semakin banyak siswa yang diperbolehkan tidak bersekolah,” kata Muslih.
Siswa putus sekolah mencapai 102
Pihak sekolah menemukan banyak siswa yang tidak hadir karena sakit. Hasilnya, pada 11 Oktober, siswa hilang sebanyak 98 orang, sakit 73 orang, izin 22 orang, dan hilang 3 orang.
Kemudian, pada 15 Oktober 2024, semakin banyak siswa yang tidak bersekolah. Siswa yang tidak masuk sekolah karena sakit berjumlah 102 siswa, 13 siswa dengan izin dan dua siswa tanpa penjelasan.
“Karena semakin banyak siswa yang jatuh sakit, kami akhirnya menginformasikan ke puskesmas rujukan sekolah kami, yaitu Puskesmas Crangan,” kata Muslih.
Akhirnya, petugas Puskesmas Crangan meminta pihak sekolah untuk menerima kembali siswa yang sakit untuk mengetahui penyakit apa yang mereka derita, gejala apa yang mereka alami, dan bagaimana keadaan mereka.
Sekolah kemudian mendaftarkan siswa yang sakit. Sebagian besar siswa sakit dan tidak masuk sekolah karena terkena cacar air dan penyakit gondongan.
“43 siswa menderita cacar air dan gondongan, sedangkan 59 sisanya menderita batuk, pilek, dan demam,” kata Muslih.
Menurut ahli epidemiologi Dickie Budiman, cacar air merupakan infeksi virus yang disebabkan oleh virus varicella zoster (VZV) dan sangat menular. Penyakit cacar menular melalui kontak langsung dengan cairan atau droplet saat penderitanya batuk atau bersin.
Sedangkan infeksi virus yang menyerang parotis (kelenjar ludah) menyebabkan pembengkakan di area pipi dan leher. Virus ini menyebar melalui droplet seperti cacar air.
Sebelum merilis data jumlah anak penderita cacar air dan gondongan, Muslih mengaku pihak sekolah telah memberikan waktu sehari kepada anak-anak untuk melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh penjuru sekolah. Tepatnya Senin 14 Oktober 2024.
“Kemudian sekolah tersebut dilakukan dengan pembelajaran daring atau jarak jauh (PJJ). Kemudian setelah mendapat laporan, Kamis 17 Oktober 2024 akan dilakukan penyemprotan disinfektan kembali,” ujarnya.
Terakhir, Kepala Puskesmas Kranggan menulis surat yang menyarankan sekolah melakukan PJJ selama 14 hari. Khususnya pada Kamis 17 Oktober 2024 hingga 31 Oktober 2024.
Seminggu setelah pelaksanaan PJJ, SMPN 8 Tangsel terus memantau perkembangan kesembuhan siswanya. Terakhir, pada Jumat, 25 Oktober 2024, hanya 15 siswa yang terjangkit penyakit cacar di akhir makalah.
“Setiap hari kami memantau perkembangan siswa. Minggu depan kami akan melakukan zoom meeting dengan orang tua seluruh siswa, para dokter di Puskesmas Crangan agar penyakit ini tidak terulang kembali, kata Muslih.