sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Menurunkan berat badan seringkali menjadi tantangan bagi sebagian orang. Meski kita berusaha dengan berbagai cara, namun seringkali tidak memberikan hasil yang diinginkan.
Namun, tidak perlu putus asa. Ada beberapa strategi penurunan berat badan yang terbukti secara ilmiah dapat membantu menurunkan berat badan, seperti berikut ini. 6. Makan lebih banyak serat
Serat makanan, tidak seperti gula dan pati, menggambarkan karbohidrat nabati yang tidak dapat dicerna di usus kecil. Menambahkan lebih banyak serat ke dalam makanan Anda dapat meningkatkan perasaan kenyang dan menyebabkan penurunan berat badan.
Makanan kaya serat antara lain: sereal sarapan gandum utuh, pasta gandum utuh, roti gandum utuh, oats, barley dan buah-buahan serta sayur-sayuran, kacang hitam, buncis dan kacang-kacangan, kacang-kacangan dan biji-bijian 7. Menyeimbangkan bakteri usus.
Bidang penelitian baru berfokus pada peran bakteri usus dalam pengelolaan berat badan.
Usus manusia mengandung sejumlah besar mikroorganisme, termasuk sekitar 39 triliun bakteri.
Setiap orang memiliki jenis dan jumlah bakteri yang berbeda di ususnya. Beberapa spesies meningkatkan jumlah energi yang diperoleh seseorang dari makanan, sehingga menyebabkan penyimpanan lemak dan penambahan berat badan.
Beberapa makanan yang meningkatkan jumlah bakteri baik di usus antara lain:
Variasi sayuran: Meningkatkan jumlah buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dalam makanan menyebabkan peningkatan asupan serat dan keragaman bakteri usus yang lebih besar. Masyarakat harus berusaha memastikan bahwa sayuran dan makanan nabati lainnya memenuhi 75 persen makanan mereka.
Makanan fermentasi:
Makanan fermentasi seperti asinan kubis, kimchi, kefir, yogurt, tempe, dan miso mungkin mengandung mikroorganisme probiotik.
Para peneliti telah mempelajari kimchi secara ekstensif, dan data terbatas menunjukkan bahwa kimchi mungkin memiliki efek anti-obesitas. Studi juga menunjukkan bahwa kefir dapat membantu strategi penurunan berat badan pada wanita yang kelebihan berat badan.
Makanan prebiotik: Ini merangsang pertumbuhan dan aktivitas bakteri baik tertentu yang membantu mengendalikan berat badan. Serat prebiotik banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran, terutama akar sawi putih, artichoke, bawang bombay, bawang putih, asparagus, bawang bombay, pisang, dan alpukat. Hal ini juga ditemukan dalam sereal seperti gandum dan barley.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tidur kurang dari 5-6 jam semalam dikaitkan dengan peningkatan obesitas. Ada beberapa alasan dibalik hal ini.
Penelitian menunjukkan bahwa tidur yang tidak mencukupi atau berkualitas buruk memperlambat proses tubuh mengubah kalori menjadi energi, yang dikenal sebagai metabolisme. Ketika efisiensi metabolisme rendah, tubuh dapat menyimpan energi yang tidak terpakai dalam bentuk lemak.
Selain itu, kurang tidur meningkatkan resistensi insulin dan meningkatkan kadar kortisol, sehingga meningkatkan penyimpanan lemak.
Berapa banyak waktu tidur yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi pengaturan hormon pengontrol nafsu makan, leptin dan ghrelin. Leptin mengirimkan sinyal kenyang ke otak.
Stres menyebabkan pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol, yang awalnya menekan nafsu makan sebagai bagian dari respons tubuh melawan atau lari.
Namun, ketika seseorang terus-menerus stres, kortisol dapat bertahan lebih lama di aliran darah, sehingga meningkatkan nafsu makan dan membuat mereka makan lebih banyak.
Kortisol menandakan kebutuhan tubuh untuk mengisi kembali cadangan nutrisinya dari sumber bahan bakar pilihannya, yaitu karbohidrat.
Insulin kemudian mengangkut gula dalam karbohidrat dari darah ke otot dan otak. Jika seseorang tidak menggunakan gula ini untuk melawan atau lari, tubuh akan menyimpannya sebagai lemak.
Insulin memungkinkan gula darah memasuki sel-sel tubuh, tempat ia menyediakan energi. Jika seseorang tidak segera menggunakan gula ini, tubuh akan menyimpannya dalam bentuk glikogen, yang merupakan bentuk penyimpanan glukosa atau lemak.
Para peneliti menemukan bahwa program intervensi manajemen stres selama 8 minggu yang dikombinasikan dengan diet rendah kalori menghasilkan penurunan indeks massa tubuh (BMI) yang signifikan pada anak-anak dan remaja yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Beberapa teknik manajemen stres antara lain: yoga, meditasi atau pernapasan tai chi, dan menghabiskan waktu di luar ruangan, seperti berjalan kaki atau berkebun.