JAKARTA – Berikut 11 perguruan tinggi di Indonesia yang menggunakan nama pahlawan, baik negeri maupun swasta, gambaran ini menarik untuk disimak dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November mendatang.
Seringkali nama pahlawan diabadikan dengan nama jalan, gedung, bandara. Namun ternyata banyak juga perguruan tinggi yang menggunakan nama pahlawan sebagai nama institusinya.
Baca juga: Kisah Pendidikan Wakil Presiden Pertama RI Mohammad Hata yang Pernah Belajar di Belanda
Selain sebagai bentuk apresiasi, penggunaan nama pahlawan di perguruan tinggi diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa untuk berjuang dan berkarya demi masa depan bangsa yang lebih cerah. Berikut lima perguruan tinggi yang menggunakan nama pahlawan dan dapat memperluas pemahaman Anda.
Pengorbanan para pahlawan dalam perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan selalu dikenang. Untuk memberikan penghormatan, sejumlah perguruan tinggi di Indonesia menggunakan nama para pahlawan sebagai identitasnya. Inilah 11 di antaranya.
Baca juga: H. Kisah Pendidikan Agus Salim, Pahlawan Nasional Indonesia yang Fasih 9 Bahasa
11 Perguruan Tinggi di Indonesia Menggunakan Nama Pahlawan 1. Sukarno
Pak Proklamator tak hanya mengabadikan namanya menjadi nama jalan, namun juga mengabadikan nama universitas yakni Universitas Bung Karno atau disingkat UBK yang genap berusia 24 tahun pada Juni 2023.
Saat ini UBK terdiri dari 5 fakultas dan 12 program penelitian. UBK dipimpin oleh Perdana Menteri Didik Suhardiyanto. Pada tahun 2019, UBK meluluskan 12.983 gelar sarjana dan magister di bidang hukum.
Baca juga: 4 contoh pesan Hari Pahlawan untuk menunjukkan rasa cinta tanah air
Salah satu yang membedakan UBK dengan perguruan tinggi lainnya adalah hadirnya Guru Bung Karno (ABK), mata pelajaran wajib yang mengajarkan siswa tentang kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan.
2.Muhammad Hatta
Pahlawan dan tokoh media Indonesia ini juga dinamai menurut namanya di sebuah universitas di pulau Sumatera bernama Universitas Bung Hata (UBH), yang berlokasi di Padang, Sumatera Barat.
UBH didirikan pada tanggal 20 April 1981 untuk menjawab ketidakmampuan saat itu untuk menempatkan lulusan SMA di perguruan tinggi. Hal ini diprakarsai oleh Wali Kota Padang saat itu, Hasan Basri Durin, dan beberapa orang lainnya.